Menulis
buku adalah salah satu media untuk menuangkan pemikiran kita sekaligus produk
yang dapat dijadikan sebuah bisnis yang cukup menguntungkan.
Penulis buku hebat adalah penulis yang dapat menulis buku dengan
konten berbobot, menarik, dan berpengaruh besar bagi setiap pembaca buku
dari penulis tersebut. Bobot konten dipengaruhi dengan bagaimana
penulis memberikan materi berdasarkan data yang valid, ataupun
inovasi-inovasi baru dalam ilmu pengetahuan. Dalam dunia penulisan buku
fiksi juga kurang lebih sama. Jika penulis dapat memberikan plot
penulisan yang tidak seperti biasanya dengan konten cerita yang
menggugah, dapat dipastikan buku dari penulis tersebut akan laris
dipasaran. Laku tidaknya buku adalah bonus dari jerih payah penulis
dalam membukukan tulisannya.
Pada hakikatnya, buku yang berkualitas akan mengikuti dengan
keuntungan-keuntungan lain yang dapat mendukung perkembangan penulis di
masa depan. Perkembangan tersebut dapat berupa karya baru yang dibukukan
oleh penulis sebagai lanjutan dari tulisan sebelumnya, atau sequel
dadakan karena pernintaan pembaca yang cukup tinggi. Tentunya dengan
dorongan finansial penulis dapat lebih mudah untuk menyebarkan karyanya
ke penjuru dunia yang lebih luas lagi. Oleh karena itu, berikut ini 6
tips yang dapat menjadi pertimbangan agar buku laris di pasaran.
- Cek Daftar Buku Best Seller Lebih rinci.
Laris tentunya ada pada buku yang sudah berpredikat best seller. Entah apapun temanya, isinya, siapapun penulisnya, predikat best seller pasti
sudah membuat minat para pembaca tertuju kepada buku tersebut. Kita ,
sebagai penulis, juga harus jeli untuk mengikuti tema-tema buku apa saja
yang saat ini sedang ngehitz ataupun kekinian di
pasaran. Dengan cara ini, kita bisa memilih tema buku seperti yang
sedang laku di pasaran dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan
penjualan buku secara lebih besar. Rajin-rajinlah mengecek bagaimana
buku best seller dengan menengoknya atau jika perlu, membelinya di toko buku terdekat.
Cara termudah untuk mengumpulkan daftar buku best seller
adalah dengan rajin mengumpulkan katalog buku melalui bebagai penerbit,
atau mengunjungi berbagai pameran buku. Melalui katalog, kita dapat
mendapatkan sampel untuk jenis buku yang sedang mainstream di pasaran. Lalu, dengan mengunjungi berbagai pameran, kita dapat melihat langsung bagaimana buku best seller ‘berbicara’ saat para pembaca lalu lalang. Jangan lupa tanyakan kepada sales di setiap stand tentang buku-buku yang sedang in sekarang
ini. Biasanya, sales penjual buku justru cukup mengerti bagaimana
caranya buku yang dijajakan bisa menjadi salah satu buku best seller.
- Lakukan Analisis Khalayak
Ketika kita menjadi penulis tentunya kita memiliki khalayak yang dituju sebagai target reader (target
pembaca). Hal ini sangat penting mengingat kita tidak boleh menulis
buku, menerbitkan buku, dan menjualnya kepada siapapun asalkan laku.
Disini kita juga secara tidak langsung sedang berbicara tentang tanggung
jawab moral sebagai seorang penulis. Misalkan saja, kita menulis buku
tentang kisah percintaan dua sejoli yang dihalangi oleh perbedaan
pandangan politik, lalu siapa target pembaca kita? Tentunya bukanlah
anak-anak maupun remaja. Terlebih lagi, jika terdapat unsur kekerasan
yang tinggi dalam kisah itu kita tidak boleh menjualnya kepada anak-anak
karena akan menganggu mental kejiwaan mereka.
Memilih target pembaca juga tidak hanya dengan sekali pertimbangan,
tapi berkali-kali. Kita ambil contoh saja, jika kita ingin menulis novel
tentang kisah cinta, siapa yang akan membaca? Remaja? Mahasiswa?
Perhatikanlah juga bagaimana daya beli yang mereka miliki. Alangkah
masih baik jika kita membuat buku ajar yang jelas-jelas sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa dan mereka akan berusaha untuk membelinya.
Ketimabang, kita membuat buku kisah-kisah fiksi yang belum tentu pembaca
akan membutuhkannya. Kepentingan, kemampuan, dan kebutuhan adalah tiga
poin penting untuk menentukan siapa target pembaca kita!
- Tulislah dengan gaya tutur yang khas!
Salah satu kekuatan utama untuk menjadikan buku menjadi best seller atau
tidak adalah bagaimana penulis menggunakan gaya bahasa. Jangan salah,
gaya bahasa setiap orang tidak ada yang sama persis satu dengan yang
lainnya. Maka dari itu, kita tidak perlu takut untuk menciptakan gaya
bahasa kita sendiri karena takut jika dikira meniru orang lain.
Sebuah buku yang menggugah pembaca karena enak dibaca adalah buku
dengan konten yang bertutur. Buku tersebut juga bertujuan agar pembaca
dapat lebih mudah memahami isi buku sang penulis. Ibarat kata, buku yang
dapat berbicara banyak kepada pembaca adalah buku dengan tutur bahasa
yang enak. Mau buku itu adalah buku paling santai sekalipun, hingga yang
paling serius, gaya bahasa bertutur sangat direkomendasikan kepada
penulis jika ingin bukunya mendapatkan gelar best seller. Oleh
karena itu, hindari penggunaan gaya bahasa dan istilah teknis ang
membuat dahi pembaca berkerut serta hindarilah penyampaian pesan yang
terkesan menggurui.
- Lakukan Analisis dan Tentukan Pasar yang Pas!
Secara tidak langsung, seorang penulis menjadi seorang self-marketing
terhadap produk yang dibuatnya, yaitu tulisan. Penting hukumnya bagi
penulis untuk peka terhadap permintaan pasar yang seiring zaman selalu
bergejolak. Jika penulis tidak memiliki strategi pemasaran yang kuat,
maka dapat dipastikan jika tulisan tersebut hanya sebagai penghangat
lemari saja.
Dengan kemampuan penulis menganalisis trend (kecenderungan) pasar, diharapkan buku yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar. Usahakan untuk menulis berdasarkan demand
atau permintaan dari pasar jika ingin tulisan anda laris di pasaran.
Cara ini sebenarnya lebih mudah dilakukan oleh penulis yang sudah malang
melingtang di dunia tulis-menulis. Walaupun begitu, penulis awal juga
dapat menggunakan cara ini namun mau tidak mau harus melalui trial and error.
Hal ini dikarenakan, penulis awal ketika masuk kedalam pasar ibarat
seperti semut kecil yang memperebutkan secuil kue. Jika isi buku penulis
tidak memiliki kekuatan, maka tidak mungkin penulis awal akan tergusur
oleh kehadiran sosok yang lebih besar dari seekor semut. Maka dari itu,
bagi penulis awal disarankan untuk bermain kepada pasar yang tidak
sedang ramai diperebutkan banyak penulis lain.
Cara terbaik bagi penulis awal untuk menghadapi arus kuat tersebut
adalah menciptakan pasarnya sendiri. Istilah ini sering disebut sebagai create demand, atau lebih dikenal dengan menciptakan arus baru. Jika kita dapat menulis tulisan diluar arus mainstream
kesempatan berhasilnya adalah 50 banding 50. Namun, jika tulisan kita
kuat, secara instan kita menjadi raja di arus kita sendiri. Hal yang
dibutuhkan pada kasus ini adalah inovasi yang tinggi, konten yang
berisi, dan strategi promosi yang intensif.
- Pilih Penerbit buku yang sesuai!
Setiap penerbit buku memiliki ketentuan dalam penerbitan bukunya.
Misalnya, penerbit buku A lebih terkonsentrasi kepada buku-buku berbau
islami, maka jika ada naskah diluar jenis itu akan secara otomatis
ditolak. Kita harus jeli terhadap kepada siapa naskah kita akan dikirim.
Pastikan penerbit buku tersebut memiliki track record yang cukup jelas agar penulis tidak menyesal nantinya.
Pada umumnya, sistem kerja penerbit adalah penulis mengirim naskah,
penerbit acc naskah, lalu jika diterbitkan, maka penulis akan
mendapatkan royalty sebesar 5-10% dari penjualan buku. Ada pula penerbit yang memberikan royalty
lebih besar tergantung bagaimana kualitas tulisan buku maupun nama yang
sudah dibangun oleh sang penulis itu sendiri. Namun, sistem ini tidak
cocok bagi penulis yang tidak memiliki nama yang cukup kuat.
Adapun sistem lain dalam penerbitan buku adalah self-publishing. Istilah itu digunakan bagi penerbit buku yang menggunakan sistem penerbitan secara independen. Dalam self-publishing,
buku akan diterbitkan sesuai kebutuhan penulis saja. Jika penulis hanya
membutuhkan 50 eksemplar, maka jadilah 50 eksemplar. Biasanya dalam
sistem ini penulis hanya perlu membayar tiap eksemplarnya berkisar dari
harga Rp30.000,- hingga dua kali lipatnya tergantung tebal buku,
kualitas kertas, cover, dan segala hal yang bersangkutan dengan
percetakan. Hingga pada akhirnya, penulis dapat menjualnya dengan harga
yang penulis inginkan sendiri. Sistem ini cukup menguntungkan bagi
penulis.
Kesimpulannya, laris tidaknya buku bergantung kepada dua hal. Yang
pertama, adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh penulis sudah
sesuai atau tidak. Strategi tersebut juga harus matang dan setiap
rencana harus ada plan B-nya, agar dapat menghadapi segala
kemungkinan. Yang terakhir, namun sangat penting, adalah konten dari
buku tersebut. Jika strategi pemasaran sudah mantap tetapi kontennya apa
adanya, maka hal itu akan merugikan penulis itu sendiri.
Pertimbangkanlah, dan semoga bermanfaat!
Referensi
- Setiati, Eni. 2008. 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller. Yogyakarta: Penerbit ANDI
- http://www.puncakbukit.net/2013/05/cara-jitu-memasarkan-buku-biar-cepat.html
- https://mhzen.wordpress.com/2008/02/20/strategi-pemasaran-buku-ala-%E2%80%9Cperang-gerilya%E2%80%9D-sisi-unik-self-publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika sobat ingin berkomentar di blog ini maka :
1. Tidak boleh menautkan link aktif, gunakan Name/URL saja
2. Berkomentar dengan SOPAN dan tidak menyinggung orang lain
3. Dilarang keras untuk "SPAM"
4. Berkomentar sesuai topik yang dibaca, tidak boleh OOT