<< Assalamu'alaikum, Selamat datang di blog Muhammad Tamlikha, silakan tinggalkan jejak.. >>

Jumat

SEJARAH PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM SERIBANDUNG




            Pondok Pesantren Nurul Islam yang dikenal masyarakat Sumatera Selatan dengan sebutan Pesantren Seribandung terletak di desa Seribandung kecamatan Tanjung Batu Ogan Ilir sebelum pemekaran masuk kabupaten Ogan Komering Ilir. Letak lokasi pesantren ini di daerah pedesaan. Desa seribandung terletak lebih kurang 61 km di sebelah Selatan kota Palembang dan lebih kurang 20 km di sebelah Selatan, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.

            Wilayah pesantren seluas 12 hektar ini didirikan oleh K.H. Anwar bin Haji Kumpul putera asli dari Seribandung, yang dikenal masyarakat sebagai seorang ulama yang jujur, sabar, dan berkemauan keras. Ia dihormati masyarakat karena kedalaman ilmu dan internalisasi terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam. 

            Pesantren Seribandung pada mulanya dirintis oleh Kiayi Haji Anwar melalui pengajian cawisan bagi orang dewasa dan anak-anak. Pengajian khusus bagi anak-anak ini ternyata mendapat sambutan serius bagi masyarakat, sehingga timbullah ide untuk meningkatkan statusnya menjadi madrasah. Ide tersebut tidak langsung terwujud sebab tidak memperoleh izin dari pemerintah Hindia Belanda. Hal ini dapat dimaklumi sebab pemerintah Belanda pada tahun 1925 telah mengeluarkan peraturan yang ketat terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam yaitu tidak semua orang (kiayi) memberikan pelajaran agama. Peraturan itu mungkin disebabkan oleh adanya gerakan organisasi pendidikan Islam yang sudah banyak tumbuh di tanah air. Pada tahun 1932 dikeluarkan pula peraturan yang dapat memberantas dan menutup madrasah dan sekolah tidak ada izinnya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah yang disebut Ordonansi Sekolah Liar (Wilde Scholl Ordonantie).

            Kegagalan dalam membangun madrasah tidak membuat Kiayi Haji Anwar putus asa bahkan semangat dan tekatnya bertambah kuat. Oleh sebab itu beliau meminta bantuan kepada Penggerak Lubuk Keliat yang terkenal fanatik terhadap agama Islam. Usaha ini ternyata berhasil, dengan dikeluarkanya surat izin nomor 494 tahun 1932 tanggal 17 September 1931. Secara resmi lembaga pendidikan ini dibuka pada tanggal 1 November 1932 dengan mengambil nama madrasah “Sa’adatud Daraian”, dengan murid sebanyak 35 orang yang terdiri dari anak-anak desa Seribandung dan sekitarnya. Madrasah yang baru didirikan masih sangat sederhana dan darurat. Adapun mata pelajaran yang diajarkan antara lain Al-Qur’an tajwid, barzanji, dan bahasa Arab yang meliputi pelajaran nahwu, sharaf, imlak dan khath. Setelah pendidikan berjalan selam 2 tahun jumlah santri kian meningkat menjadi 160 orang, sehingga perlu menambah lokal belajar. Oleh sebab itu atas inisiatif Kiayi Haji Anwar dengan bantuan masyarakat dibangunlah lokal belajar darurat, yaitu suatu bangunan yang didingnya dari bambu atapnya dari daun nipah, dan berlantaikan tanah. Sedangkan lokal belajar di bawah rumah Kiayi Anwar dijadikan tempat pemondokan para santri yang datang dari luar daerah.

            Dengan caranya sendiri, pesantren Seribandung berhasil memperoleh kepercayaan masyarakat luas, eksistensinya semakin diakui, dan ketenaranya tidak hanya meliputi desa-desa namun juga mencapai daerah dalam provinsi Sumatera Selatan. Hal itu tidak mengherankan pertumbuhan santri meningkat menjadi 400 orang pada tahun 1941, dan tidak dipungkiri bahwa periode ini merupakan awal dari perkembangan pesantren. Kenyataan ini ditandai dengan perubahan nama Madrasah Sa’adatud Darain menjadi Pondok Pesantren Nurul Islam.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulai berusaha membina pendidikan agama di sekolah-sekolah umum, pendidikan madrasah, maupun pondok pesantren. Akan tetapi usah ini belum dapat berjalan dengan baik, karena bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaannya dari serangan tentara sekutu yang diboncengi oleh Belanda untuk menjajah kembali. Para santripun terpanggil untuk melakukan jihad fi sabilillah, sehingga tidak sedikit pondok pesantren menjadi basis perjuangan, termasuk pesantren Nurul Islam. 

Pondok Pesantren Nurul Islam baru dalam keadaan normal setelah berakhirnya revolusi fisik dan berubahnya kondisi politik bangsa. Bertepatan dengan puteri K.H. Anwar kembali kepondok setelah menamatkan Madrasah Siniyah Puteri Padang Panjang pada tahun 1949, sehingga pada tahun tersebut dibuka Madrasah Ibtidaiyah dengan empat orang santri pada tahun pertama. Perkembangan pondok ini semakin pesat pada tahun 1950, jumlah santri telah mencapai 950 orang. Pada tahun ini juga dibuka Madrasah Tsanawiyah. Bahkan kurikulum telah memasukkan ilmu-ilmu pengetahuan umum. Pondok pesantren ini telah melakukan banyak perubahan besar yang disesuaikan dengan perubahan sosial dan tuntutan masyarakat. Beberapa perubahan itu dapat dilihat dengan peningkatan fasilitas pondok, metode pendidikan tidak terbatas pada metode tradisional (sorongan dan bandongan) tetapi meggunakan metode yang digunakan sekolah-sekolah umum, mengitensifkan ilmu-ilmu keagamaan pada kegiatan ekstrakurikuler, peningkatan kualitas tenaga pengajar dengan mengirim alumni belajar ke jenjang lebih lanjut baik di dalam maupun di luar negeri.

Pada tahun 1959, pimpinan pesantren atas musyawarah digantikan oleh K.H Ahmad Dumyati Anwar. Pada tahun 1966, jumlah santri bertambah menjadi 2.000 orang pada tahun ini pula Madrasah Aliyah. Sebagai pondok pesantren tertua di wilayah Sumatera Selatan dan kemajian yang telah dicapai, pondok ini banyak mendapat bantuan baik dari Bapak Presiden, Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Bapak Menteri Transmigrasi serta pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. Pondok Pesantren Nurul Islam sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah tumbuh dan berkembang sejak zaman kolonial, pada mulanya belum mempunyai struktur organisasi dan manajemen yang jelas. Segalanya masih diatur, diurus, dan ditetapkan oleh Kiyai, sebagai pemimpin (pengelola) tunggal di pondok pesantren tersebut.

Pada tahun 1947 dibentuklah suatu badan Yayasan al-Anwar dengan struktur organisasi, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan wakil sekretaris, bendahara dan dibantu oleh beberapa anggota. Disamping itu, untu memperjelas arah pembinaan dan pengembangannya dibentuk pula organisasi pondok yang terdiri dari penasehat, mudir dan wakil mudir, sekretaris dan wakil sekretaris, bendahara dan kepala-kepala madrasah serta organisasi santri. Sejak berdiri, Pesantren Nurul Islam ini telah mengalami empat kali pergantian pemimpin yaitu:

1.      Syaikh KH. Anwar bin Haji Kumpul (1932-1959),
2.      K.H. Ahmad Dumyati Anwar (1959-1997),
3.      K.H. Fachrurrozi Anwar, Lc. TH. (1997-2001),
4.      Drs. KH. Zumrowi Anwar (2001-2007),
5.      Drs. KH. Syazali Tidah Anwar (2007-sekarang).
Untuk menunjang program pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan, secara berangsur-angsur pesantren yang tertua di Sumatera Selatan ini melengkapi sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana ini diadakan melalui beberapa sumber, baik itu bantuan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan usaha swadaya mandiri melalui sumbangan orang tua/wali santri. Sarana dan prasarana yang dimiliki cukup lengkap mulai dari gedung belajar, pondok (asrama), masjid/mushalla, beberapa buah rumah kiyai dan ustadz atau ustazah, perpustakaan, kantor, penginapan tamu, dapur umum, Wc/kamar mandi, lapangan olahraga, toko koperasi, laboratorium, aula, fasilitas keterampilan (mesin jahit, komputer, dan lainnya).

3 komentar:

  1. Salam kenal saudara bloger. Semakin kenal dengan perjalanan buyut saya. Trima kasih banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-Sama @Fadhli Saputra, salam kenal kembali.
      Terimakasih telah berkunjung di blog kami.

      Hapus
  2. Salam kenal saudara bloger. Semakin kenal dengan perjalanan buyut saya. Trima kasih banyak.

    BalasHapus

Jika sobat ingin berkomentar di blog ini maka :
1. Tidak boleh menautkan link aktif, gunakan Name/URL saja
2. Berkomentar dengan SOPAN dan tidak menyinggung orang lain
3. Dilarang keras untuk "SPAM"
4. Berkomentar sesuai topik yang dibaca, tidak boleh OOT