<< Assalamu'alaikum, Selamat datang di blog Muhammad Tamlikha, silakan tinggalkan jejak.. >>

Selasa

REVIEW: Tinta Cinta Untuk Umat



Ketika ketemu untuk serah terima, sedikit kaget. Maklum fisiknya menyusut.. tapi isinya tetap full loh. Setelah dijelaskan, barulah kami paham akar masalahnya. Its’ oke.

Tinta Cinta Untuk Umat: penggalannya nilai-nilai dari segala bidang seperti politik, hukum, dan agama, merupakan antologi yang diramu penulis dengan merenung ketika melihat masalah-masalah sosial yang ada. Nilai yang ditonjolkan yaitu politik saat ini. Seperti puisi berjudul Muhasabah Nasional (hal. 29) dan Negeri Dalam Realita (hal. 31). Diksi-diksi yang dihadirkan merefleksikan Indonesia.

Ada juga puisi agama, berjudul Bunga Malam (hal. 14), berbunyi:

Maya dalam bertema,
Jiwa dalam dilema.
Sebelum itu muhasabah,
Agar besok lebih indah.

Bayang-bayang mulai datang,
Begelimang dengan langkah.
Memang sudah menjadi bintang-bintang,
Sebelum menutup lama sedikit panjang.

Objek pembahasan dimulai.
Resolusi banyak datang,
Berharap agar tidak berhenti,
Dalam lenyap bayang-bayang.

Pembahasan mulai panjang,
Berjalan dalam bintang-bintang.
Aku mulai mendalami ini,
Tentang ilustrasi dalam imaji.

Gerakan datang berirama,
Sembari diri yang masih berkhayal,
Pada saat aku tersadar,
Ternyata hanya buaian di atas ranjang.


Antologi ini juga mengajak dan mengajarkan kita, membuka kembali mata untuk tidak lupa; siapa kita, siapa kamu, dan siapa aku. Karena kita, kamu, dan aku berjuang atas nama ilahi bukan “buaian di atas ranjang” (mengutip kalimat puisi Bunga Malam).

Memang benar antologi “Tinta Cinta Untuk Umat” Berisi 39 puisi (kurang lebih empat puluh karya) kemudian diaduk dalam kurun lima bulan.


Halaman koreksi:

“Sebagai bahan intropeksi bersama” (hal. 5). Kata baku Introspeksi bukan Intropeksi.

“Berpasrah dalam dekapan sejadah” (hal. 12). Kata baku Sajadah bukan Sejadah.

“Itu di bumiputera” (hal. 12). Kata baku Putra bukan Putera.

“Buah dari Ilmu adalah Praktik maka lakukan ilmu itu dengan seksama” (hal. 52). Kata baku Saksama bukan Seksama.

“Setiap karya yang diciptakan tidak ada yang sempurna karena kesempuranaan itu hanya milik yang yang maha menciptakan langit, bumi, dan seluruhnya yaitu Allah SWT” (hal. 5). Ada pemborosan kalimat dan tipo penggunaan kata.

“Lustrasi jiwa dalam bintang-bintang” (hal. 28). Mungkin maksudnya Ilustrasi.


Halaman saran:

Penggunaan diksi sudah baik, tapi alangkah baiknya setiap puisi dibuatkan titimangsa (tempat, tanggal, dan waktu pembuatan).


===========================================

Terima kasih untuk "Tinta Cinta Untuk Umat" buah pemikiran khas hukum. Semoga kita semakin peduli antar sesama dan bukan sekadar aksioma.


Identitas buku:
Judul Buku : Tinta Cinta Untuk Umat
Penulis : Rico Febriansyah
Penerbit : Guepedia
Tahun Terbit : 2019
Jumlah Halaman : 55 hal
ISBN : 978-623-91105-0-5

Indralaya, 17 September 2019
#KembaliDalamPena

2 komentar:

Jika sobat ingin berkomentar di blog ini maka :
1. Tidak boleh menautkan link aktif, gunakan Name/URL saja
2. Berkomentar dengan SOPAN dan tidak menyinggung orang lain
3. Dilarang keras untuk "SPAM"
4. Berkomentar sesuai topik yang dibaca, tidak boleh OOT