<< Assalamu'alaikum, Selamat datang di blog Muhammad Tamlikha, silakan tinggalkan jejak.. >>

Jumat

REVIEW: Suamiku Bukan Idolaku



Mempunyai suami yang setia, mapan dan bertanggung jawab merupakan idaman oleh setiap perempuan. Sama halnya dengan laki-laki, menjadi suami idaman dan diidolakan oleh istri dan anak-anak merupakan dambaan baginya. Namun, bagaimana jika suami bukan menjadi idola dalam keluarga. Kok bisa?

Bukankah suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. an-Nisaa’: 34). Sosok suami ideal bukan hanya sebagai imam, memberikan nafkah, mendidik dan membimbing keluarga dalam kebaikan. Bukanya suami yang sukses yaitu suami yang mampu membawa bahtera rumah tangga menuju surga (menunaikan kewajiban-kewajiban dalam agama dan melarang dari hal-hal yang diharamkan dalam Islam).

“Seorang  suami ibarat sopir dalam sebuah kendaraan atau nahkoda dalam sebuah kapal yang sedang berlayar.” (hal. 7)

Seorang sopir harus memilih rute yang paling cepat dan aman untuk mencapai lokasi yang dituju. Begitu pun dengan membangun rumah tangga, sebagai pemimpin yang memegang komando, seorang suami harus memiliki seribu satu jalan untuk melangkah dan mengambil setiap keputusan.

“Suami ideal adalah suami yang mau mengorbankan seluruh jiwa raga mereka sampai titik darah penghabisan untuk keluarga tercinta. Suami yang rela mengenyampingkan hal-hal yang menyangkut pribadi mereka demi kebahagiaan istri dan anak-anak” (hal. 13).

===========================================
Buku ini menjadi sentilan bagi laki-laki (calon suami), terkhusus pribadi. Bagaimana kiat-kiat untuk menjadi suami yang dirindukan kepergian dan kepulanganya oleh keluarga. Sehingga, suami tidak menjadi butiran debu.


Kutipan menarik dalam buku:
....kalau mau berjanji, ukur dengan tingkat kemampuan, baik kemampuan harta, maupun kemampuan waktu yang ada, agar tidak ada yang kecewa dalam keluarga kita.” (hal. 11)

Ketampanan hanya sebatas wajah dan tidak berumur panjang. Namun, akhlak yang jelek akan meninggalkan jejak busuk yang sulit untuk dihapus begitu saja.” (hal. 44)

....sesibuk apa pun pekerjaan di luar rumah, istri dan anak-anak tetap menjadi fokus dan perhatian utama suami.” (hal. 70)

“Jadilah tipe suami yang aktif sebagai penyelesai masalah (problem solver).... misalnya dengan mengajak istri berdiskusi tentang masalah yang terjadi dan bersama-sama menyelesaikannya.” (hal. 78)

“Suami yang baik adalah suami yang kalau pergi ke mana-mana, apalagi sendirian, tetap mengaku dirinya berstatus suami.” (hal. 86)

“Mengalah,... bukan berarti kalah. Jadi, sekali-kali, suami juga kudu belajar mengalah demi istri tercinta.” (hal. 138)


Identitas buku:
Judul Buku : Suamiku Bukan Idolaku
Penulis : Boim Lebon
Penerbit : Sinergi
Tahun Terbit : November, 2018
Jumlah Halaman : 142 hal
ISBN : 978-602-70068-7-4


*Terima kasih kepada mba Siti Fatimah, atas kesempatan kepada penulis untuk menyeruput pertama kali buku yang berjudul Suamiku Bukan Idolaku.

Malam, 27 Desember 2018 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika sobat ingin berkomentar di blog ini maka :
1. Tidak boleh menautkan link aktif, gunakan Name/URL saja
2. Berkomentar dengan SOPAN dan tidak menyinggung orang lain
3. Dilarang keras untuk "SPAM"
4. Berkomentar sesuai topik yang dibaca, tidak boleh OOT