<< Assalamu'alaikum, Selamat datang di blog Muhammad Tamlikha, silakan tinggalkan jejak.. >>

Minggu

REVIEW: Insya Allah, You'll Find Your Way




Bram yang mencari kerja demi melanjutkan kuliah dan meringankan pekerjaan Umaknya di kampung, sampai akhirnya Bram dipertemukan dengan Pak Tris dan mengajaknya untuk menjadi pengajar di SMU Insan Kamil. Sebuah harapan yang tidak disia-siakan oleh Bram.

Memang menjadi pendidik tidak semudah yang kita bayangkan, memahami karakter setiap siswa menjadi tatangan terbesar bagi guru, hal itu juga yang dihadapi Bram sebagai guru baru di SMU Insan Kamil. Siswa yang cuek dan acuh tak acuh di dalam kelas membuat Bram ingin menyerah menghadapi sikap para siswa dan siswinya, terutama SMU Insan Kamil yang di cap sebagai sekolah bagi anak kaya dan nakal-nakal. Benar adanya, tak semua anak nakal, kurangnya perhatian dan pengertian dari lingkungan  terutama orang tua. Juga faktor pergaulan, membuat mereka nekat melakukan hal yang ingin mereka lakukan agar diakui. Mampukah Bram mentaklukan hati para siswa yang diajarnya?

“....tantangan menjadi guru itu bukan pada kehebatan dia menguasai teori yang akan diajarkan, melainkan bagaimana memahami sikap siswa dan cara menghadapinya.” (hal. 21)

Cerita ini dibumbui oleh konflik cinta antara Bram, Fajrin, dan Elis. Dimana pernyataan Elis kepada Bram yang mempunyai perasaan kepada seseorang dan menjadi tanda tanya Bram, sampai kesamaan yang bersamaan Fajrin menerima surat kaleng (eh bukan kaleng-kaleng ya..😁) tanpa nama, membuat Bram dilema. Apakah Fajrin dengan sengaja menikung Bram? dan apakah persahabatan antara Fajrin dan Bram yang tertanam cukup lama berakhir begitu saja?

“terkadang cinta memang seperti rumput liar di perkebunan. Tumbuhnya tidak dikehendaki. Ia pun terkadang merusak tanaman yang kita pelihara, .......Mereka melakukan berbagai macam cara. Meracuni rumput liar itu. Membabatnya sampai habis, atau mencangkuli tanah di sekitarnya agar rumput liar itu nggak lagi tumbuh. Namun bagaimanapun, pada waktunya nanti rumput liar itu tetap akan tumbuh lagi. .......Begitulah hidup. Jika nggak ada rumput liar itu, kita nggak akan tahu segigih apa para petani mempertahankan usahanya.” (hal. 89-90)

Insya Allah, You'll Find Your Way juga banyak mengajarkan kita arti pentingnya tolong menolong, bersabar ketika mendapatkan cobaan, bangkit, berusaha dan berdoa ketika kita dalam kesusahan, saling memaafkan, serta harus  memiliki rasa cinta dalam berkerja.

===========================================
Bagaimanapun mendidik dengan cara kekerasan akan membuat anak menjadi keras hingga menaruh benci kepada kita di memorinya. Bentakan diikuti pukulan atau sering dimarahi saat kecil bisa berdampak pada gangguan pola psikologisnya baik dari segi moral maupun etika. Apalagi hingga dewasa ia masih sering dibentak dan dipukul.

Tidak mudah menjadi pendidik (guru). Apalagi guru baru seperti Bram, banyak guru dianggap sepele dan hidup berkecukupan. Tak heran profesi guru dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

 ===========================================

Halaman yang dipertanyakan:
disebutkan jika Elis akan memperbaiki notebook (hal. 103), tetapi disebutkan jika Elis benerin komputer (hal. 168). Hal ini membuat pembaca sedikit bingung.

Yang tidak disukai:
Karakter Bapak Elis egois, memaksa keras kehendaknya untuk masa depan Elis, bahkan mengajukan syarat. Memang harus orang tua khawatir apalagi menyangkut kebaikan dan masa depan anak, namun alangkah baiknya jangan memaksa anak. Apabila ia tidak suka dan tidak mampu, tidak harus dipaksakan. Sebagai orang tua setidaknya memberikan support apa yang diinginkan si anak bukan sebaliknya memaksakan kehendak yang diimpikan orang tuanya.


Identitas buku:
Judul Buku : Insya Allah, You'll Find Your Way
Penulis : Hengki Kumayandi
Penerbit : Wahyu Qolbu
Tahun Terbit : November, 2014
Jumlah Halaman : 352 hal
ISBN : 979-795-907-9


*Terima kasih banyak kepada kak Hengki Kumayandi, atas kesempatannya kepada penulis untuk mencicipi karyanya yang berjudul Insya Allah, You'll Find Your Way. Semoga karyanya dapat menghipnotis pembaca serta penulis untuk selalu semangat berkarya dan mencerahkan melalui literasi. Aamiin

Palembang, 9 Desember 2018  - Menjawab Tantangan kak Hengki Kumayandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika sobat ingin berkomentar di blog ini maka :
1. Tidak boleh menautkan link aktif, gunakan Name/URL saja
2. Berkomentar dengan SOPAN dan tidak menyinggung orang lain
3. Dilarang keras untuk "SPAM"
4. Berkomentar sesuai topik yang dibaca, tidak boleh OOT