<< Assalamu'alaikum, Selamat datang di blog Muhammad Tamlikha, silakan tinggalkan jejak.. >>

Jumat

REVIEW: Memberi Untuk Menerima Lebih Banyak


Ketika membaca judul buku "Memberi Untuk Menerima Lebih Banyak," hal pertama terlintas yaitu apakah benar dengan memberi kita akan menerima lebih banyak? Kedengarannya mungkin tidak masuk akal. Namun begitulah faktanya.

Setelah membaca halaman demi halaman, membuatku tersesat untuk menuntaskan endingnya. Bahwa, setiap kebaikan akan selalu mendapatkan ganjaran. Bisa secepat kilat dan bisa disaat kita terdesak.

Sebuah artikel dalam majalah American Health edisi Mei 1988 mengungkapkan bahwa, bekerja sebagai sukarelawan secara berkala dapat memperpanjang harapan hidup. (hal. 9). Ternyata, orang yang sering memberi memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan yang tidak memberi.

Rumi, sufi Persia di abad ketiga belas, bercerita tentang seorang  pria yang berjalan melewati pengemis dan bertanya, Tuhan, mengapa Kau tidak melakukan sesuatu untuk orang-orang ini? Tuhan menjawab, Aku sudah berbuat sesuatu. Aku menciptakanmu.(hal. 10).

Sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’alaDan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu? Dia berfirman, Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.(QS. al-Baqarah [2] : 30).

Mungkin kita hanyalah satu orang di dunia ini, tetapi bisa jadi kita merupakan dunia bagi seseorang. Ketika kita dapat menutup luka dan meringankan derita orang lain, disaat itulah kita berarti.

Memberi tak harus menunggu sukses atau memiliki warisan sembilan keturunan. Sejatinya ketika kita memberi waktu luang, pengetahuan untuk orang lain, disaat itulah kita benar-benar kaya. Semakin banyak yang kita berikan, semakin banyak juga kita untuk menerima.

Dari Abu Hurairah Radhillahu anhu dari Rasulullah bersabda, “Seorang wanita pezina telah medapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dipinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepaskan sepatunya lalu mengikatkanya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allah Azza Wa Jalla.

Tak disangka hal sepele dengan memberi minuman kepada hewan yang sedang kehausan, Allah Azza Wa Jalla balas dengan ampunan untuk wanita tersebut. MasyaAllah.

Hadits ini mengajarkan kepada kita untuk saling berbuat baik, bukan hanya dengan manusia tetapi hewan, tumbuhan dan seluruh ciptaan Allah Azza Wa Jalla. Sekecil apapun kebaikan tersebut akan Allah Azza Wa Jalla lipat gandakan.

Memberi tidak selalu membuat rugi, justru malah mendatangkan banyak manfaat dalam kehidupan. Memberi kita belajar untuk ikhlas, bukan semata-mata ingin dipuji, melainkan wujud ketaatan dan cinta kasih.

Harta, tahta dan keluarga tak selamanya abadi. Setiap titipan yang Allah Azza Wa Jalla berikan kepada kita, nantinya akan dipertanggung jawabkan. Perumpamaan belanja di supermarket, apa yang kita ambil dan masukan ke dalam keranjang belanja. Akan dihitung oleh kasir dengan nominal barang yang kita ambil saat belanja. Begitulah hidup.

Terkadang kita sebagai makhluk sosial lupa, rezeki yang kita terima selama ini merupakan rezeki yang diturunkan oleh Allah Azza Wa Jalla. Manusia hanya sebagai perantara dalam memberi rezeki tersebut.

“Keberhasilan tanpa kebahagiaan merupakan jenis kegagalan yang paling buruk.” (hal. 23).

Cobalah menengok ke belakang, berapa banyak orang kaya tak bahagia dengan pencapaiannya? Memiliki fasilitas berkelas seperti apartemen, jet pribadi bahkan dunia sekalipun dengan mudah dibeli, siapa yang tidak mau kaya? Kaya merupakan mimpi semua orang. Namun lagi-lagi tak semua dapat diukur dengan uang.

Jadi mulailah dari sekarang, tebarlah senyuman tuk menerima lebih banyak!


Kutipan menarik dalam buku:

“Seperti alat apa pun, tawa harus diolah dengan hati-hati dan peka agar keajaiban dan kekuatannya tertampilkan.” (hal. 52).

Siapa sangka tawa yang menghibur dapat menjadi senjata yang kejam dan mematikan. Laksana pedang yang menghujam ke ulu hati. Setiap guyonan yang tak sengaja menghina dapat merasuki seseorang untuk bertindak di luar nalar.

“Kedermawanan dimulai dari rumah.” (hal. 112).

“Jika tangan Anda selalu tersimpan di dalam saku, Anda tidak akan pernah dapat bersalaman dengan orang lain.” (hal. 174).

“Kapan memberi, jawaban singkatnya adalah... hari ini. (hal. 181).

Menunggu kaya selalu menjadi penghambat untuk memberi. Apalagi upah yang diterima kecil dan untuk memberi terasa berat. Ujung-ujungnya hanya haus yang didapatkan.


===========================================
Berisi gambar dan kata motivasi "Memberi Untuk Menerima Lebih Banyak," dapat menjadi obat penolong bagi pembaca yang ingin menerima lebih banyak. Dengan memberikan waktu, harta, kearifan dan cinta. Kita telah belajar untuk selalu ikhlas. Bahwa disetiap pemberian kecil tersimpan kebaikan besar untuk diri sendiri dan orang lain.

Terima kasih telah menulis buku menginspirasi ini "Memberi Untuk Menerima Lebih Banyak."


Identitas buku:
Judul Buku : Memberi Untuk Menerima Lebih Banyak
Penulis : Harvey McKinnon dan Azim Jamal
Penerbit : Ufuk
Tahun Terbit : Juni, 2009
Jumlah Halaman : 258 hal
ISBN : 978-979-1238-97-7

Indralaya, 19 Juli 2019
#FLPSumsel #WAGFLPSumselMenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika sobat ingin berkomentar di blog ini maka :
1. Tidak boleh menautkan link aktif, gunakan Name/URL saja
2. Berkomentar dengan SOPAN dan tidak menyinggung orang lain
3. Dilarang keras untuk "SPAM"
4. Berkomentar sesuai topik yang dibaca, tidak boleh OOT